
"Perpustakaan manual yang ada sekarang itu paling tidak bagaimana melakukan digitalisasi. Itu yang menjadi penting. Maka kalau kita tidak melakukan digitalisasi, ketinggalan kita," kata Nasir seusai meresmikan digital library di UNY, Sleman, Jumat (13/7/2018).
"Ini bagaimana memanfaatkan perpustakaan itu tidak lagi saya harus datang ke perpustakaan, tapi bagaimana kita bisa memanfaatkan dengan seluas-luasnya. Contohnya kalau saya pegang ini, HP saya, terasa seperti sudah di perpustakaan," lanjutnya.
"Mungkin dari UNY bisa bekerjasama dengan UGM yang ada di sampingnya, yang selama ini mahasiswa tidak bisa mengaksesnya. Tapi dengan digital library, share, saling tukar informasi akan berjalan, dan itu akan semakin efisien," ucapnya.
Namun pengembangan digital library di sejumlah PT di Indonesia bukan tanpa kendala. Sebab, kata Nasir, setiap kampus harus terlebih dahulu mengintegrasikan antara sumber daya manusia, infrastruktur, dan pendanaan.
"Oleh karena itu, kalau kita ingin bangun itu (digital library) adalah jangan kita (membicarakan) masalah gedungnya saja. Tapi kontennya itu yang sangat penting, supaya ini ada nilai tambah," ujarnya.
Rektor UNY, Sutrisno Wibowo menambahkan, digital library di UNY memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya kemudahan dan keterbukaan dalam mengakses informasi.
Selanjutnya, dengan digital library ini seluruh dosen dan mahasiswa UNY bisa mengakses perpustakaan di semua tempat. Mereka tidak perlu datang ke perpustakaan, namun hanya cukup komputernya tersambung jaringan internet.
"Kalau dosen, mahasiswa UNY punya pasword, bisa mengakses dari mana-mana yang penting connect saja komputernya. Tapi kalau umum mau (mengakses digital library UNY) datang saja ke UNY, boleh," tutupnya.
(sip/sip)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menristek Ingin Perpustakaan Kampus se-Indonesia Didigitalisasi"
Post a Comment