SURABAYA, KOMPAS.com - Kampus Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, tempat kuliah tiga tersangka hacker yang tergabung dalam Surabaya Black Hat, membenarkan bahwa NA, ATP, dan KPS adalah mahasiswa di kampus itu.
Namun, pihak kampus membantah jika mengajari ketiganya mengenai aksi kriminal.
"Benar bahwa Stikom Surabaya mengajarkan jaringan komputer dan keamanan jaringan untuk ketiga mahasiswa tersebut. Namun, tentu saja sifatnya tidak disalahgunakan untuk kepentingan atau tindak kriminal, seperti hacking, cracking, deface, carding, dan aktivitas negatif lainnya," kata petugas Humas Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Sugiharto Adhi Cahyono, Senin (19/3/2018).
Pihak kampus, ujar dia, memakai pendekatan asas praduga tidak bersalah dan menunggu proses hukum yang dijalani ketiganya di kepolisian.
"Tindakan kampus baru akan dikenakan jika ketiganya sudah selesai diproses di kepolisian," ucap Sugiharto.
Baca juga: Surabaya Black Hat, Geng Mahasiswa IT Penjahat Cyber di 40 Negara
Pihaknya berharap publik melihat secara jernih atas kasus tersebut bahwa karakter pendidikan seseorang dipengaruhi dari banyak faktor, bukan hanya dari sisi pendidikannya.
"Keluarga, masyarakat, struktur sosial, media, bahkan pemerintah juga ikut berperan," tutur Sugiharto.
Pekan lalu, ketiganya diamankan jajaran Polda Metro Jaya dan tim dari FBI di Surabaya. Ketiganya diduga terlibat aksi pembobolan dokumen elektronik. Ada ratusan situs web yang pernah dibobol, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca juga: Usut Jaringan Surabaya Black Hat, Polri Gandeng Interpol dan FBI
Ketiganya terlibat kasus peretasan dan pemerasan terhadap sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri.
https://regional.kompas.com/read/2018/03/19/17351121/pihak-kampus-bantah-ajarkan-hacking-kepada-3-mahasiswa-anggota-black-hat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pihak Kampus Bantah Ajarkan "Hacking" kepada 3 Mahasiswa ..."
Post a Comment