Rektor Upgris Semarang Lantik 2.000 Pengurus Ogranisasi Kampus - Tribun Jateng

Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seluruh pengurus baru organisasi mahasiswa di Universitas PGRI Semarang dilantik dihadapan rektor Dr Muhdi SH Mhum.

Ada sekitar dua ribuan pengurus dari puluhan organisasi yang dilantik di Balairung kampus tersebut.

Dalam keterangan tertulis yang dikirim ke Tribun Jateng, Rabu (19/12/2018).

Rektor UPGRIS Dr Muhdi menyampaikan organisasi yang dilantik berasal dari unit kegiatan mahasiswa, himpunan mahasiswa jurusan, BEM Fakultas dan Universitas.

• Bermitra Bersama UII Yogyakarta, UPGRIS Semarang Kembangkan Genset Tenaga Surya

"Mahasiswa memang kami dorong untuk berorganisasi, mereka yang terlibat akan mendapat poin lebih yang nantinya akan dihitung sebagai predikat saat kelulusan, alhamduliah hari ini ada sekitar dua ribu mahasiswa yang kami lantik," ucap Muhdi seperti dikutip dari keterangan pers yang dikirim Humas UPGRIS.

Hal itu dilakukan karena menurutnya ilmu yang didapat di dalam kelas belum cukup sebagai bekal.

Mahasiswa juga memerlukan softskill yang bisa didapat melalui kegiatan berorganisasi.

"Beberapa softskill yang penting dan bisa diolah, diperbaiki dalam berorganisasi adalah berbicara lisan. Bukan sekadar berbicara namun bagaimana mengungkapkan ide dengan teknik dan isi yang bagus sehingga membuat audiens merasa perlu untuk mendengarkan," imbuh Muhdi lebih lanjut.

Hal itu menurutnya bisa diperoleh dalam kegiatan diskusi yang ada dalam setiap organisasi.

Selain itu softskill lainnya yang juga tidak kalah penting menurutnya adalah bekerja sama.

Dalam setiap pekerjaan kemampuan itu selalu dibutuhkan.

• Empat Mahasiswa Asing Tempuh Satu Tahun Pendidikan di UPGRIS

"Dalam berorganisasi mereka akan belajar bagaimana berempati, menghargai ide orang lain dan menjalankannya, itu bagian dari kerjasama," tandasnya.

Di lain sisi salah satu pembimbing dalam organisasi pers mahasiswa UPGRIS, Ahmad Rifai menambahkan ia juga ingin mengenalkan para pengurus dan anggota organisasinya ke dunia jurnalistik yang sesungguhnya.

"Harapannya mereka tidak hanya mendapat materi jurnalistik dari para akademisi namun juga praktisi, kalau bisa bahkan terjun di lapangan, magang di media-media mainstream," pungkasnya. (*)

Let's block ads! (Why?)