Search

Menjaga Konsistensi di Kampus Pelopor Demokrasi - Suara Merdeka CyberNews


Menjaga Konsistensi di Kampus Pelopor Demokrasi

Pemilihan Rektor Unisri

SOLO, suaramerdeka.com - Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo adalah perguruan tinggi swasta paling besar dengan peringkat terbaik di Kota Bengawan. 

Universitas berusia 38 tahun itu telah banyak melahirkan tokoh masyarakat berpengaruh, pejabat publik, pejabat politik, dan birokrat andal yang bergerak di ranah "demokrasi". Seperti bupati/wali kota, anggota DPR/DPRD, KPU, Bawaslu, dan lainnya.

Sehingga, tidak salah kalau masyarakat menyebut Unisri sebagai kampus pelopor demokrasi, selain kampus nasionalis. Di situ ada ada Fakultas Hukum (FH) serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), dimana teori tentang demokrasi atau politik diajarkan, mulai dari pengantar hingga filsafat. 

Maka, perlu diapresiasi manakala Yayasan Slamet Riyadi mencoba mengaplikasikan proses-proses demokrasi dalam pemilihan rektor Unisri periode 2018-2022. Dalam beberapa periode sebelumnya, rektor ditunjuk yayasan dan berasal dari luar.

Banyak peminat dari para dosen dan pejabat struktural di lingkup akademis kampus setempat mendaftar ketika pesta demokrasi digelar mulai Mei 2018 silam. Apalagi pihak yayasan dan panitia mengumumkan bahwa rektor tahun ini akan mengutamakan dari internal kampus. Alasannya, kata Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unisri Periode 2018-2022 Kharis Triyono, peringkat Unisri masuk 100 besar perguruan tinggi terbaik tingkat nasional rangking 94, dan akreditasi institusi B.

"Dari sisi sumber daya manusia (SDM), banyak dosen Unisri sudah memenuhi kualifikasi persyaratan menjadi rektor. Calon internal diperhitungkan sudah mengetahui kondisi secara menyeluruh sehingga tidak memerlukan waktu untuk mempelajari kondisi di Unisri," kata mantan anggota KPU Karanganyar itu.

kualifikasi dan syarat administrasi. Dan setelah mengikuti seleksi tertulis dan fit and proper test di hadapan senat dan yayasan, kelima kandidat yang lolos, yakni Dr Sutoyo, Dr Sugiyaryo, Dr Minarti, Dr Wibowo Samadi dan Dr Supriyanta, menyampaikan visi-misi di hadapan para panelis yang dihadirkan dari UGM Yogyakarta dan Unes Semarang.

Meski proses seleksi mulai dari penjaringan, fit and proper, hingga penyampaian visi misi berjalan lancar namun di akhir proses seleksi muncul persoalan. Rektor baru pilihan yayasan yang ditetapkan dan diumumkan ditolak para doktor dan dekan dari berbagai fakultas. 

Mereka yang tergabung dalam forum silaturahmi dosen dan karyawan itu beralasan bahwa Sri Winarti tidak layak menjadi rektor karena skor nilai hasil seleksi di bawah kandidat-kandidat lainnya. 

Lantaran kecewa ada penolakan, Winarti pun tidak bersedia dilantik menjadi rektor baru menggantikan rektor lama Prof. Dr Kapti Rahayu Kuswanto yang sudah tiga periode menjabat. Padahal pihak yayasan telah membujuknya.

Dan untuk memecah kebuntuan pihak yayasan memperpanjang jabatan rektor lama berikut tiga wakil rektor. Perpanjangan mulai Oktober 2018 itu berlaku hingga terpilih rektor baru secara definitif. 

Namun hingga awal Januari 2019 ini, pihak yayasan belum menemukan rektor baru sebagai solusi untuk menyelesaikan kasus pemilihan rektor yang bisa dibilang terkatung-katung. 

Belakangan pihak yayasan justru melakukan hal-hal yang kontraproduktif dengan "mengesampingkan" proses seleksi pemilihan yang telah digelar dan berjalan demokratis. 

Pihak yayasan justru melakukan pendekatan pada orang dari luar institusi untuk mengisi jabatan rektor, padahal sebelumnya panitia dan yayasan akan mengutamakan orang dalam untuk mengisi jabatan rektor periode 2018-2022.

"Untuk menjaga marwah Unisri sebagai pelopor demokrasi, mestinya yayasan tetap konsisten. Yayasan juga harus sudi mendengar aspirasi dari bawah, dari para dekan, doktor, karyawan, dan lainnya. Yayasan tidak perlu memaksakan kehendak," kata Dekan Fakultas Pertanian Siswadi MP. 

Hal senada dikatakan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Surakarta Dr Sugiyaryo, yang juga salah satu kandidat rektor. Menurut dia, hasil pemilihan rektor telah mencederai rasa keadilan para calon dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses seleksi. 

"Dan dalam proses selanjutnya, yayasan dan panitia menunjukkan sikap tidak konsisten karena akan mengambil orang luar untuk mengisi jabatan rektor," kata mantan ketua tim penjaringan mahasiswa Unisri itu.

Kalau tidak ada aral melintang, Prof Dr Sutardi dari UGM Yogyakarta dijadwalkan akan menyampaikan visi-misi sebagai calon tunggal Rektor Unisri dihadapan pengurus yayasan dan senat universitas di kampus setempat, Rabu (3/1). 

Sutardi bersedia menyampaikan visi misi setelah beberapa kali "dibujuk" pihak yayasan. Kita tunggu kelanjutannya.


(Langgeng Widodo/CN39/SM Network)

Berita Terkait

Loading...

Let's block ads! (Why?)

https://www.suaramerdeka.com/news/baca/156909/menjaga-konsistensi-di-kampus-pelopor-demokrasi

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menjaga Konsistensi di Kampus Pelopor Demokrasi - Suara Merdeka CyberNews"

Post a Comment

Powered by Blogger.