Jakarta, IDN Times - Pemerintah terus menggenjot dan mempercepat peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Pasalnya, Indonesia masih berada dalam urutan bawah di dunia pendidikan.
Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, mengatakan salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan dalam lingkup perguruan tinggi adalah dengan memanfaatkan teknologi.
1. Partisipasi masyarakat ke perguruan tinggi sangat minim
Menurut Nasir, sistem pendidikan Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain. Bahkan, angka partisipasi masyarakat Indonesia di perguruan tinggi berkisar 31,5 persen.
"Perguruan tinggi angka partisipasi kasar hanya 31,5 persen Indonesia, dibanding Malaysia 37,2 persen, Thailand 51,2 persen ini tertinggal. Apalagi jika dibandingkan dengan Korea Selatan yang mencapai 92,8 persen, hampir semua masuk perguruan tinggi," kata Nasir dalam pembukaan konferensi Learning Innovation Summit 2018 bersama Ruang Guru dan Pertamina di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu (14/3).
2. Sulit komunikasi karena negara kepulauan
Nasir menilai ketertinggalan Indonesia di dunia pendidikan salah satu sebabnya karena kepulauan sehingga menyulitkan dalam komunikasi.
"Indonesia adalah negara kepulauan jadi sulit untuk berkomunikasi bagaimana sistem pembelajaran jadi perlu pembangunan dan infrastruktur yang besar, membangun ruang-ruang kuliah dari Sabang sampai Merauke," kata dia.
3. Buat sistem kuliah daring
"Dengan sistem pembelajaran daring nanti itu kualitas harus dikontrol dengan baik, sistem yang sudah kami bangun itu adalah membuat siber university untuk mereview modul-modul yang dimasukkan dalam online learning supaya memenuhi standar mutu," tuturnya.
Dia meyakini, melalui online learning dan kuliah daring, angka partisipasi kasar akan meningkat jauh lebih baik dan merata di seluruh Indonesia.
"Targetnya dengan ini bisa meningkat 2 persen lah 2018 melalui ini, kalau bisa 2 persen tahun 2019 bisa meningkat terus sampai angka 34-35 persen, ini butuh kerja keras yang harus dilakukan," kata dia.
4. Sekolah dan kampus akan jadi museum
Pemanfaatan teknologi di lingkungan penididikan, menurut Nasir diperlukan. Sebab, sejak tahun 2000 sampai saat ini, ada pergeseran dahsyat dalam perkembangan dunia yaitu siber.
"Ini menyebabkan adanya satu logistik yang menunjukkan sudah tidak lagi tampak pada area tertentu. Di masa depan sekolah cukup diakses di depan layar, kampus-kampus di Indonesia akan jadi museum karena semua berarah pada teknologi dan informasi," ujar Nasir.
Maka dari itu, Nasir mengatakan kegiatan Learning Summit yang diadakan platform belajar online Ruang Guru bersama Pertamina diharapkan dapat menjadi wadah dialog antara sektor publik, swasta, dan pemerintah untuk mewujudkan terwujudnya kuliah siber dan online learning ini.
"Mudah-mudahan pendidikan tinggi makin berkualitas. Bagaimana kita dorong untuk meningkatkan kualitas pendidikan ini dengan bantuan tuang guru melalui kerja sama," tandasnya.
Dalam konferensi ini hadir pula Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
https://news.idntimes.com/indonesia/linda/menristek-di-masa-depan-kampus-di-indonesia-akan-jadi-museumBagikan Berita Ini
0 Response to "Menristek: Di Masa Depan Sekolah dan Kampus di Indonesia Akan ..."
Post a Comment