PROKAL.CO, Yupi (Yuk Peduli). Itulah slogan Jendela Dakwah (JD). Sebuah komunitas baru yang gemar membuat video pendek berkonten humanis.
MUHAMMAD MABDIANNOOR, Banjarmasin
Komunitas ini menyebut karya mereka video feature. Menceritakan kesenjangan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. “Kami ingin menjadi penyambung lidah bagi orang-orang itu,” ungkap Ketua JD, Muhammad Lutfi Darussalam.
Ada dua video yang sudah mereka buat. Di-share melalui akun Instagram @jendeladkwahofficial. Pertama, mengisahkan seorang nenek yang hidup sebatang kara di pedalaman pinggiran Pelaihari.
Garapan kedua berkisah tentang seorang duda tua yang hidup seorang diri dengan gerobaknya. Video ini diberi judul: Gerobakku.
Lutfi dkk punya misi. Mereka ingin membukakan mata dan pemikiran masyarakat. Bahwa masih banyak orang-orang yang masih belum beruntung.
“Dengan ini semoga ada yang hatinya tersentuh dan bersedia menolong,” harapnya. Kedepan mereka akan membuat satu video per bulan. Sementara mereka masih menggunakan IG sebagai media publish.
JD memang baru sekali. Baru terbentuk 8 oktober lalu. Dibentuk oleh dua mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin: Muhammad Lutfi Darussalam dan Ridha Aditya Rahman.
Berawal dari tugas kelompok oleh dosen mata kuliah jurnalistik jurusan Komuniasi dan Penyiaran Islam FDIK: Noor Haida. Berupa membuat video feature dengan tema mengekspos rakyat-rakyat kecil ke media.
Kala itu Lufti dan Ridha satu kelompok. Mereka berencana membuat video seorang nenek tua di Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Lantaran merasa kesulitan, mereka berdua kemudian mengajak teman-teman lainnya untuk bergabung. Hingga akhirnya terkumpul sembilan orang.
Singkat cerita, mereka akhirnya terpikir untuk membentuk komunitas. Dari hasil diskusi, munculah nama Jendela Dakwah.
Kenapa nama itu diambil? Ketua Umum JD, Ridha Aditya Rahman mencoba menjelaskan. "Jendela sendiri bermakna membukakan mata atau pemikiran orang-orang," terangnya. Sesuai dengan misi mereka dalam membangun komunitas ini.
Sementara untuk kata Dakwah, diambil dari nama fakultas tempat mereka menimba ilmu. “Selain itu juga karena setiap video yang ingin mereka buat diselipkan unsur dakwah,” tambahnya.
Noor Haida, pembina JD berharap komunitas ini benar-benar bisa membuat cerita-cerita yang menggugah hati. “Semoga komunitas ini menjadi perantara suara orang-orang terpinggirkan tersebut,” harapnya. (mr-154/at/nur)
http://kalsel.prokal.co/read/news/18934-berawal-dari-tugas-kampusBagikan Berita Ini
0 Response to "Berawal dari Tugas Kampus"
Post a Comment