SURABAYA - Ada hati, cinta, perjuangan, dan persahabatan yang selalu hadir di antara kaum intelektual muda di kampus Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya.
Cerita-cerita itu, salah satunya coba dibingkai para fotografer muda dari Communication Photography Club (Ciphoc), salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Unitomo.
Mereka mencoba menghadirkan eksistensinya melalui karya fotografi. Di mana, sekitar 15 anggota muda memamerkan karya-karya foto bertajuk "Dasar Kampusku".
Baca Juga:
Selama lima hari ke depan, sebanyak 51 foto yang mengangkat realitas kehidupan kampus menghiasi lobi gedung F Unitomo.
Ketua pelaksana pameran, Helga Julivio Rizki mengatakan, pameran foto "Dasar Kampusku" ini merupakan cara angkatan muda Ciphoc dalam mengenal almamater yang bakal menjadi tempat dalam menimba ilmu.
"Sebelum kami bicara foto di luar, kami harus mengetahui dahulu segala sesuatu yang ada di dalam kampus kami," katanya.
Fotografer cantik ini mengungkapkan, bahwa pameran ini menjadi yang pertama dalam sejarah Ciphoc. "Selama ini kawan-kawan lama selalu memamerkan karya-karya foto dari luar. Nah kami ingin tampil lain yang bahkan tidak terpikirkan oleh masyarakat kampus," ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, memotret hal yang paling dekat menjadi salah satu tantangan tersendiri. Lingkungan paling dekat biasanya justru luput dari perhatian.
"Sebagai mahasiswa memang wajib melihat situasi nasional. Namun jangan sampai rumah kita malah dilupakan. Apalagi menjadi tamu dikampus sendiri," tuturnya.
Fotografer muda Ciphoc inipun ternyata cukup lihai memainkan kameranya. Dengan jeli, setiap sudut kampus berhasil mereka jepret dengan penguasaan teknik fotografi. Dari momen sederhana, bagunan yang tak terawat hingga panorama gedung mereka bingkai dengan apik.
Foto dengan judul "Terkelupas", karya Natasya misalnya. Mahasiswi asal Manado ini cukup mampu menjepret dengan detil pilar-pilar yang mengelupas dan tak terawat. Karya foto inipun cukup menjadi perhatian pengelola kampus sebagai bahan evaluasi.
Ada juga satu foto yang cukup menggelitik berjudul "Berat", karya Helga. Foto ini menggambarkan betapa berat beban sebagai mahasiswa yang harus melunasi sejumlah tunggakan seperti SPP, DPP, biaya kos, biaya laboratorium, sedangkan fasilitas yang didapat tidak sesuai ekspektasi.
Selain foto-foto tersebut, masih banyak lagi ragam karya yang diproduksi dengan pendekatan teknik dasar fotografi, seperti zoom in, rotating, blub, panning, open flash dan lain sebagainya.
Aktivitas mahasiswa seperti beladiri, sepakbola, pendidikan Menwa, perpustakaan hingga ruang-ruang literasi intra kampus juga menunjukkan betapa aktifis mahasiswa tidak ingin menjadi kupu-kupu, alias kuliah pulang-kuliah pulang.
Wakil Rektor III Unitomo Bidang Kemahasiswaan, Suyanto, mengakui bahwa ide-ide kreatif mahasiswanya cukup bagus. Banyak pesan-pesan yang disampaikan kepada pihak universitas melalui karya foto untuk mendapatkan tindak lanjut dengan baik.
"Itu ada foto tentang tembok jamuren, selasar yang perlu dibenahi, cat-cat yang mengelupas, ada juga foto tulisan wifi yang aksesnya belum terkoneksi dengan baik," kata dia.
Menurutnya, pameran kali ini adalah sebuah bentuk komunikasi yang perlu mendapatkan tindak lanjut.
(eyt)
loading...
Berita Terkait
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dasar Kampusku Potret Titik Balik Aktivis Kampus Unitomo - SINDOnews.com"
Post a Comment