"Rendahnya minta membaca itu menyumbangkan rendahnya peringkat kampus Indonesia di dunia dan rendahnya karya ilmiah," dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/9/2018).
Menurutnya, membaca telah menjadi kebiasaan dan budaya yang banyak digemari di kampus luar negeri. Bahkan ada banyak kelompok pembaca di kampus-kampus. Sementara hal itu belum terlihat di Indonesia. Untuk itu Rommy berharap ke depan akan ada lebih banyak lagi lomba karya ilmiah yang merangsang kedalaman membaca masyarakat, terutama para akademisi.
"Bahkan diharapkan menulis jurnal bisa menjadi budaya yang banyak diminati masyarakat Indonesia," tambah Rommy.
Menurutnya, saat ini berdasarkan data QS World University Rangkings, hanya ada beberapa universitas dari Indonesia yang masuk dalam daftar 1.000 besar kampus ternama dunia. Bahkan hanya ada satu kampus yang masuk dalam daftar 300 besar dunia yaitu Universitas Indonesia yang berada di peringkat 277.
Sementara itu Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada yang masing-masing di peringkat 359 dan 391. Kampus lain yang masuk dalam daftar 1.000 besar adalah Universitas Padjajaran (651-700), Institut Pertanian Bogor (701-750), Universitas Airlangga (751-800), Universitas Diponegoro (801-1.000), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (801-1.000), dan Universitas Brawijaya (801-1.000).
QS World University Ranking menjadi rujukan untuk melihat kualitas kampus di dunia. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI pun menggunakannya untuk mengukur kualitas kelembagaan perguruan tinggi di Indonesia.
(mul/mul)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ranking Kampus RI Rendah, Rommy Ingin Budayakan Menulis Jurnal"
Post a Comment